Sabtu, 15 Desember 2012

Perjuangan Bapak


 

“ Bapak yakin , akan mengikuti perang itu ? mending jangan , pak ! nanti kalau ada apa-apa , siapa yang mau bertanggung jawab ? ingat pak , bapak ini tulang punggung keluarga ! nanti siapa yang mau nanggung beban kita kalau bapak mati ?”. Omelan ibuku .

Tapi bapak hanya terdiam dan menundukkan kepala . Memang , bapakku adalah seorang pahlawan kebanggaan kami , selain pemberani , bapak orangnya juga sangat tegas sekali . Mungkin saat ini , perasaan dilema tengah dialami bapak , bapak harus memilih antara keluarga ataupun negara . semenjak negara kami mengalami penjajahan tak kunjung usai
Pekerjaan bapak hanyalah seorang petani yang bekerja di bawah pimpinan Belanda,hidup kami sangatlah menderita,setiap hari bapak bekerja tanpa di beri upah,hanya batang singkong yang menjadi santapan sehari hari kami.dan saat ini,bapak ingin menuntut keadilan,ibu malah melarangnya,memang ibu benar,ibu memang tidak ingin kehilangan orang yang selama ini menjadi penopang hidup kami,”seandainya saja aku dapat membantu bapak,tapi dengan umurku yang masih seumuran jagung aku bisa apa ?”. pikirku dalam hati .

“Yasudah lah bu , nanti akan kupikirkan kembali ! sekarang berhentilah berbicara dan mulai lah untuk memasak . Dikarung itu sedahku ba singkong , tewakan batang singkong , beserta daurserah kamu kamu mau jadikan apa !” . Pinta bapakku ketus .
“Loallah pak bapak , emangnya batang singkong bisa diolah apalagi kalu tidak direbus ? sampai kapan kita berhenti makan singkong ? kasihan si Wahyu , dia anak kita satu-satunya , tapi hidupnya sengsara , sama seperti kita !” . Omel ibuku kembali .
“ Entah lah bu , pikiranku mumet !” . kelluh bappakku .
“ Sudah lah pak bu, mau sampai kapan kalian mengeluh dan mengeluh dalam keadaan dan situasi seperti ini, sebaiknya kita berusaha dan perbanyak doa ! Allah selalu bersama kita pak , bu !”. Haturku .
Serentak kedua  orang tuaku memelukku dan meneteskan air mata .
“Terimaksih ya nak , kamu sudah mau mengerti keadaan kita saat ini , bapak bangga sekali sama kamu !”. Isak bapakku . Balasku hanya mengangguk-ngangguk saja .
Melihat bapak dan ibu menangis adalah penderitaan untukku . Namun , saat ini , hanyalah pengertian yang mampu aku berikan ! .

Pagi harinya .. “ Hari ini , Wahyu ikut bapak kesawah ya ? Wahyu ingin membantu bapak , supaya bapak tidak terlalu capek !” . Rengekku .
Awalnya , bapak tidak mengizinkanku untuk ikut , karena bapak tau diluar sana keadaan sangat berbahaya untukku , tapi akhirnya bapak mengizinkan dengan syarataku harus berhati-hati .
Sesampai disawah , bapak langsung bekerja untuk membanting tulang . Akupun tidak hanya berdiam diri saja , perlahan-lahan aku juga mulai mencangkul tanah sedikit demi sedikit ,   dibawah teriknya matahari yang cukup panas . “Ya Allah , jadi ini yang dirasakan bapak setiap hari ? dan berupahkan batang singkong ? sungguh kejam dunia ini !” . amarahku dalam hati .

Sepulang dari sawah , bapak dan aku bertemu dengan salah satu orang Belanda . Saat itu orang Belanda tersebut sedang kesusahan saat ban mobilnya terselip ditanah yang becek dan berbatu . “Perlu saya bantu ?” . Bapak menawarkan diri . “Yah , tolong bantu saya !” . pinta orang Belanda tersebut .
Akhirnya , bapak dan aku mendorong mobil itu dengan sekuat tenaga , sampai akhirnya mobil Orang Belanda itu terselamatkan .
“Terimakasih , Terimakasih banyak !” . Ucap orang Belanda itu dengan menjabat kedua tangan bapakku secara erat-erat .
Bapak hanya membalas dengan senyuman biasa . “nama saya William” . tutur kompeni itu . , dan bapak membalas , “nama saya Joko” .
Setelah perkenalan itu , kami diantar pulang olehnya .

Sesampai di rumah , ibu sangat terkejut ketika melihat kami di antar pulang oleh orang Belanda itu .
Setelah William berpamitan pulang , akhirnya bapak menceritakan semua kejadian yang menimpa ku dan bapak sepulang dari sawah tadi .

Semenjak kejadian itu , William sering sekali menghampiri rumahku , membawakan kami aneka makanan dan sejumlah sembako , bahkan keakraban mulai diantara keluarga kami mulai terlihat .
Sampai suatu saat ..
“Bagaimana  pak ? masih ingin berperang demi keadilan keluarga kita ? untung saja pak , Allah telah mempertemukan kita dengan orang yang selalu baik sama kita , bagaikan dewa penolong kita pak ! sampai-sampai kita tak usah memakan singkong lagi !”.tutur ibu ku .
“Terus saja kau puji-puji dia , memang aku tak sehebat dia ! dan aku yakin , itu semua pasti ada apa-apanya  ! ingat omongan ku bu !”. jawab bapak .
“Bagaimana to pak ? ada orang yang baik malah di prasangka buruk !”.tanya ibu ku ketus .
“sudah-sudah,jangan bertengkar ! benar kata bapak , kita masih perlu waspadah dengan orang yang kita kenal bu !”. saranku .
“Terserah kamu ! kamu dan bapak kamu sama saja !”, kesal ibu ku ,

Hari ini , aku dan bapak seperti biasanya , pergi ke sawah.
Sampai di tengah jalan , bapak di sapa oleh seorang temanya . “ Joko !”.sapanya kencang  . “ada apa ?” . Jawab bapakku .
“Sawah tempat kita bekerja akan dijadikan perumahan elit ! dan katanya , kita yang akan membangun perumahan elit itu  dan sama sekali tidak diupah !”. Jelas teman ayahku .
“ Siapa yang memberi peraturan seperti itu ?”. Tanya bapak penasaran .
“Kalau tidak salah , Mr.William namanya !”. Jelasnya .
“Sial ! Jadi ini alasannya dia berpura pura baik kepada keluargaku , padahal dia juga mengetahui bahwa sawah ini adalah penopang hidup kami !”. Amarah bapakku .
“Kita harus cepat cepat mengambil tindakan , sampai kapan kita diinjak injak seperti ini ? negara sudah dijajah sekarang harga diri kita yang diinjak injak seperti ini ! Kita perlu mengadakan aksi protes ataupun pemberontakan demi negara dan demi kemajuan hidup kita”. Tegas teman bapakku .
“Baiklah , nanti akan kupikirkan kembali jika jalan satu satunya adalah berperang”. Tutur bapakku pelan .

Semenjak berita itu ..
Bapak sering kali melamun , jarang sekali berbicara . Sedangkan ibu , hanya berdiam diri melihat tingkah laku bapak , mungkin ibu juga kecewa , orang yang dibanggakan ibu selama ini adalah orang yang menghianati keluarga kami .
“Sudah lah Pak bu , mau sampai kapan kaliantidak saling tegur sapa seperti ini demi orang yang sudah berkhianat pada keluarga kita!”. Keluh kesahku .
“Baiklah , Keputusanku sudah bulat ! aku akan berperang demi keluarga kita dan kemajuan hidup kita yang selalu diinjak injak !”. Jelas bapakku .
“Tapi pak ?”. Serentak aku dan Ibu terkejut mendengar keputusan bapak .
“Sudah , Jangan kwatirkan aku ! aku akan baik baik saja ! Aku bisa menjaga diriku dengan baik!”. Yakin bapakku .

Dan hari ini , adalah hari yang sam sekali tidak aku harapkan . Aku dan ibu sangat keberatan untuk melepas bapak untuk berperang , Karena kami sangat takut kehilangan bapak . Tapi , apa daya ?  bapak keras kepala dan bapak tidak dapat dicegah .
Akhirnya ,  dengan diiringi tangisan , bapak meninggalkan kami , harapan kami hanyalah bapak segara pulang dengan keadaan selamat .

Selama bapak berperang , Aku dan ibu hanya berdiam diri dirumah sambil menunggu kepastian dari bapak .
Sudah hampir 2bulam , bapak tidak memberi kepastian , bapak hilang bagaikan ditelan bumi .
Tiba tiba ..
“ Sri , Srii” .teriak orang dari luar rumah dan itu ternyata suara teman bapakku .
“Ada apa ? bagaimana dengan keadaan suamiku ?”. tanya ibuku penasaran.
“maafkan kami Sri , suamimu mati tertembak tentara Belanda  tadi malam !”.
Mendengar hal itu , Ibu langsung menangis dan aku pun tak percaya . “jenazahnya akan dibawa kesini secepatnya !”. tutur teman bapakku .
Tak lama , Jenazah bapakku benar benar datang , Selama proses pemakaman , aku hanya bisa menangis dan sabar melihat kenyataan yang sungguh pahit untuk ku dan ibu.
Setelah jenazah bapak disemayamkan , aku mulai benar benar sadar bahwa bapak sungguh menjadi pahlawan bagi keluarga kami .
Aku sangat bangga kepada bapak !
Aku selalu mengenang kepergian bapak !
Ucapan terimakasih selalu ku haturkan kepada Bapak J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Negara Pengunjung

free counters
Runescape Book

Bagaimana menurutmu tentang blog ini