“
Bapak yakin , akan mengikuti perang itu ? mending jangan , pak ! nanti kalau
ada apa-apa , siapa yang mau bertanggung jawab ? ingat pak , bapak ini tulang
punggung keluarga ! nanti siapa yang mau nanggung beban kita kalau bapak mati ?”.
Omelan ibuku .
Tapi
bapak hanya terdiam dan menundukkan kepala . Memang , bapakku adalah seorang
pahlawan kebanggaan kami , selain pemberani , bapak orangnya juga sangat tegas
sekali . Mungkin saat ini , perasaan dilema tengah dialami bapak , bapak harus
memilih antara keluarga ataupun negara . semenjak negara kami mengalami
penjajahan tak kunjung usai
Pekerjaan
bapak hanyalah seorang petani yang bekerja di bawah pimpinan Belanda,hidup kami
sangatlah menderita,setiap hari bapak bekerja tanpa di beri upah,hanya batang
singkong yang menjadi santapan sehari hari kami.dan saat ini,bapak ingin
menuntut keadilan,ibu malah melarangnya,memang ibu benar,ibu memang tidak ingin
kehilangan orang yang selama ini menjadi penopang hidup kami,”seandainya saja
aku dapat membantu bapak,tapi dengan umurku yang masih seumuran jagung aku bisa
apa ?”. pikirku dalam hati .
“Yasudah
lah bu , nanti akan kupikirkan kembali ! sekarang berhentilah berbicara dan
mulai lah untuk memasak . Dikarung itu sedahku ba singkong , tewakan batang
singkong , beserta daurserah kamu kamu mau jadikan apa !” . Pinta bapakku ketus
.
“Loallah
pak bapak , emangnya batang singkong bisa diolah apalagi kalu tidak direbus ?
sampai kapan kita berhenti makan singkong ? kasihan si Wahyu , dia anak kita
satu-satunya , tapi hidupnya sengsara , sama seperti kita !” . Omel ibuku
kembali .
“
Entah lah bu , pikiranku mumet !” . kelluh bappakku .
“
Sudah lah pak bu, mau sampai kapan kalian mengeluh dan mengeluh dalam keadaan
dan situasi seperti ini, sebaiknya kita berusaha dan perbanyak doa ! Allah
selalu bersama kita pak , bu !”. Haturku .
Serentak
kedua orang tuaku memelukku dan
meneteskan air mata .
“Terimaksih
ya nak , kamu sudah mau mengerti keadaan kita saat ini , bapak bangga sekali
sama kamu !”. Isak bapakku . Balasku hanya mengangguk-ngangguk saja .
Melihat
bapak dan ibu menangis adalah penderitaan untukku . Namun , saat ini , hanyalah
pengertian yang mampu aku berikan ! .
Pagi
harinya .. “ Hari ini , Wahyu ikut bapak kesawah ya ? Wahyu ingin membantu bapak
, supaya bapak tidak terlalu capek !” . Rengekku .
Awalnya
, bapak tidak mengizinkanku untuk ikut , karena bapak tau diluar sana keadaan
sangat berbahaya untukku , tapi akhirnya bapak mengizinkan dengan syarataku
harus berhati-hati .
Sesampai
disawah , bapak langsung bekerja untuk membanting tulang . Akupun tidak hanya
berdiam diri saja , perlahan-lahan aku juga mulai mencangkul tanah sedikit demi
sedikit , dibawah teriknya matahari
yang cukup panas . “Ya Allah , jadi ini yang dirasakan bapak setiap hari ? dan
berupahkan batang singkong ? sungguh kejam dunia ini !” . amarahku dalam hati .
Sepulang
dari sawah , bapak dan aku bertemu dengan salah satu orang Belanda . Saat itu
orang Belanda tersebut sedang kesusahan saat ban mobilnya terselip ditanah yang
becek dan berbatu . “Perlu saya bantu ?” . Bapak menawarkan diri . “Yah ,
tolong bantu saya !” . pinta orang Belanda tersebut .
Akhirnya
, bapak dan aku mendorong mobil itu dengan sekuat tenaga , sampai akhirnya
mobil Orang Belanda itu terselamatkan .
“Terimakasih
, Terimakasih banyak !” . Ucap orang Belanda itu dengan menjabat kedua tangan
bapakku secara erat-erat .
Bapak
hanya membalas dengan senyuman biasa . “nama saya William” . tutur kompeni itu
. , dan bapak membalas , “nama saya Joko” .
Setelah
perkenalan itu , kami diantar pulang olehnya .
Sesampai
di rumah , ibu sangat terkejut ketika melihat kami di antar pulang oleh orang
Belanda itu .
Setelah
William berpamitan pulang , akhirnya bapak menceritakan semua kejadian yang
menimpa ku dan bapak sepulang dari sawah tadi .
Semenjak
kejadian itu , William sering sekali menghampiri rumahku , membawakan kami
aneka makanan dan sejumlah sembako , bahkan keakraban mulai diantara keluarga
kami mulai terlihat .
Sampai
suatu saat ..
“Bagaimana pak ? masih ingin berperang demi keadilan
keluarga kita ? untung saja pak , Allah telah mempertemukan kita dengan orang
yang selalu baik sama kita , bagaikan dewa penolong kita pak ! sampai-sampai
kita tak usah memakan singkong lagi !”.tutur ibu ku .
“Terus
saja kau puji-puji dia , memang aku tak sehebat dia ! dan aku yakin , itu semua
pasti ada apa-apanya ! ingat omongan ku
bu !”. jawab bapak .
“Bagaimana
to pak ? ada orang yang baik malah di prasangka buruk !”.tanya ibu ku ketus .
“sudah-sudah,jangan
bertengkar ! benar kata bapak , kita masih perlu waspadah dengan orang yang
kita kenal bu !”. saranku .
“Terserah
kamu ! kamu dan bapak kamu sama saja !”, kesal ibu ku ,
Hari
ini , aku dan bapak seperti biasanya , pergi ke sawah.
Sampai
di tengah jalan , bapak di sapa oleh seorang temanya . “ Joko !”.sapanya
kencang . “ada apa ?” . Jawab bapakku .
“Sawah
tempat kita bekerja akan dijadikan perumahan elit ! dan katanya , kita yang
akan membangun perumahan elit itu dan
sama sekali tidak diupah !”. Jelas teman ayahku .
“ Siapa yang
memberi peraturan seperti itu ?”. Tanya bapak penasaran .
“Kalau
tidak salah , Mr.William namanya !”. Jelasnya .
“Sial !
Jadi ini alasannya dia berpura pura baik kepada keluargaku , padahal dia juga
mengetahui bahwa sawah ini adalah penopang hidup kami !”. Amarah bapakku .
“Kita
harus cepat cepat mengambil tindakan , sampai kapan kita diinjak injak seperti
ini ? negara sudah dijajah sekarang harga diri kita yang diinjak injak seperti
ini ! Kita perlu mengadakan aksi protes ataupun pemberontakan demi negara dan
demi kemajuan hidup kita”. Tegas teman bapakku .
“Baiklah ,
nanti akan kupikirkan kembali jika jalan satu satunya adalah berperang”. Tutur
bapakku pelan .
Semenjak
berita itu ..
Bapak
sering kali melamun , jarang sekali berbicara . Sedangkan ibu , hanya berdiam
diri melihat tingkah laku bapak , mungkin ibu juga kecewa , orang yang
dibanggakan ibu selama ini adalah orang yang menghianati keluarga kami .
“Sudah lah
Pak bu , mau sampai kapan kaliantidak saling tegur sapa seperti ini demi orang
yang sudah berkhianat pada keluarga kita!”. Keluh kesahku .
“Baiklah ,
Keputusanku sudah bulat ! aku akan berperang demi keluarga kita dan kemajuan
hidup kita yang selalu diinjak injak !”. Jelas bapakku .
“Tapi pak
?”. Serentak aku dan Ibu terkejut mendengar keputusan bapak .
“Sudah ,
Jangan kwatirkan aku ! aku akan baik baik saja ! Aku bisa menjaga diriku dengan
baik!”. Yakin bapakku .
Dan hari
ini , adalah hari yang sam sekali tidak aku harapkan . Aku dan ibu sangat
keberatan untuk melepas bapak untuk berperang , Karena kami sangat takut
kehilangan bapak . Tapi , apa daya ?
bapak keras kepala dan bapak tidak dapat dicegah .
Akhirnya
, dengan diiringi tangisan , bapak
meninggalkan kami , harapan kami hanyalah bapak segara pulang dengan keadaan
selamat .
Selama
bapak berperang , Aku dan ibu hanya berdiam diri dirumah sambil menunggu
kepastian dari bapak .
Sudah
hampir 2bulam , bapak tidak memberi kepastian , bapak hilang bagaikan ditelan
bumi .
Tiba tiba
..
“ Sri ,
Srii” .teriak orang dari luar rumah dan itu ternyata suara teman bapakku .
“Ada apa ?
bagaimana dengan keadaan suamiku ?”. tanya ibuku penasaran.
“maafkan
kami Sri , suamimu mati tertembak tentara Belanda tadi malam !”.
Mendengar
hal itu , Ibu langsung menangis dan aku pun tak percaya . “jenazahnya akan
dibawa kesini secepatnya !”. tutur teman bapakku .
Tak lama ,
Jenazah bapakku benar benar datang , Selama proses pemakaman , aku hanya bisa
menangis dan sabar melihat kenyataan yang sungguh pahit untuk ku dan ibu.
Setelah
jenazah bapak disemayamkan , aku mulai benar benar sadar bahwa bapak sungguh
menjadi pahlawan bagi keluarga kami .
Aku sangat
bangga kepada bapak !
Aku selalu
mengenang kepergian bapak !
Ucapan
terimakasih selalu ku haturkan kepada Bapak J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar